Australia harus mengubah mindset untuk mempertahankan satu bahasa (English) yang menjadi bahasa nasional, dan lebih mendorong penggunaan bahasa Chinese Mandarin, India, Jepang dan Indonesia, demikian menurut penelitian yang dilakukan Prof. Michael Wesley dari Griffith Asia Institute baru-baru ini.
Dua pertiga penduduk Australia yang berumur dibawah 40 tahun, perlu mempelajari lebih dari satu bahasa atau tambahan bahasa Asia, agar dapat bersaing dengan negara lain.
Menurut prof. Wesley, sebagian besar negara-negara di dunia sekarang adalah multilinggual (banyak bahasa) dan berinvestasi lebih banyak dalam mendorong penduduknya mempelajari bahasa dan kebudayaan lain.
Pengetahuan lebih dari satu bahasa akan memberikan seseorang sebuah kemampuan lebih untuk melihat dunia dari perspektif yang berbeda.
Pelajaran dalam empat bahasa Asia utama yaitu China, Jepang, India dan Indonesia akan ditambahkan mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Oleh karena itu khususnya untuk para mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di Australia, hal ini dapat menjadi suatu peluang sebagai tenaga pengajar di masa depan.
..
:)